Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

My fav romantic movie: The Perks of Being a Wallflower


Movie Review: The Perks of Being a Wallflower (2012)


Terlalu mudah untuk mengatakan bahwa akan timbul rasa tidak yakin kepada film remaja dengan tema cerita romantis. Mayoritas dari mereka akan tampil klise, dengan karakter-karakter klasik dan konyol yang telah sering anda temukan sebelumnya, dan tidak mampu menghadirkan permainan emosi yang menarik. The Perks of Being a Wallflower bukan bagian dari mereka, sebuah film remaja yang bahkan mungkin mampu membuat orang dewasa tersenyum diakhir cerita.

Charlie (Logan Lerman), merupakan tokoh yang memiliki karakteristik klasik, seorang remaja pintar yang akhirnya menjadi pihak terasing di lingkungan sosialnya. Sejak awal tokoh satu ini telah membawa misteri kedalam cerita, menulis surat kepada seseorang dan menceritakan bahwa dia pernah masuk rumah sakit, serta rencananya pada hari pertama ia di high school, lebih membayangkan indahnya ketika ia telah lulus kelak yang bahkan masih berjarak 1000-an hari lagi, dan diam ketika diberikan pertanyaan oleh guru bahasa inggrisnya, Mr.Anderson (Paul Rudd), meskipun ia tahu jawabannya.

Kasarnya, Charlie adalah orang buangan, dan memiliki masa lalu kelam yang menjadi sebuah misteri. Apa yang ia coba lakukan adalah keluar dari masa lalu tersebut. Charlie bertemu Patrick (Ezra Miller), seorang senior yang sangat antusias pada semua hal yang ia lakukan, pria yang juga merupakan kaum buangan. Hadir pula Sam (Emma Watson), perempuan yang merupakan stepsister Patrick, dan sudah mendapatkan pengalaman seksual sejak usia dini. Mereka dan dua teman lainnya semakin akrab sebagai sebuah kelompok, hingga hari kelulusan tiba.


Sulit untuk menyebutkan secara pasti apa “goal” utama dari film ini dari segi cerita, seperti film superhero dengan keberhasilan menyelamatkan bumi sebagai tujuannya. The Perks of Being a Wallflower ibarat sebuah pelajaran dalam bentuk visual dari seorang Stephen Chbosky. Mengadaptasi cerita dari novel yang ia punya, Chbosky ingin mengajak anda menyaksikan kembali betapa infinite-nya kehidupan yang kita miliki.

Kinerja Chbosky sangat memukau di film ini. Menggabungkan tema remaja dan romance bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, karena jika melakukan sedikit saja kesalahan maka semua akan jadi tampak murahan. Chbosky berhasil membuat rasa cemas saya diawal hilang begitu saja ketika film perlahan mulai meninggalkan garis awalnya. Dia memiliki materi yang sangat kuat, menulis sendiri screenplay dari novel yang ia punya. Hasilnya, anda tidak akan menemukan kisah bullshit yang banyak diterapkan film remaja saat ini.

Cerita yang film ini miliki terbentuk dengan sangat rapi. Dibuka dengan seorang siswa baru yang berhasil memperoleh teman baru, kemudian anda akan menyaksikan kisah cinta yang sulit dari Charlie dan Sam (ya, tidak perlu di spoiler), hadirnya sebuah rasa cinta baru yang terkesan terpaksa dan akhirnya menjengkelkan, hingga sebuah memori kelam dimasa lalu yang menghancurkan seseorang yang sedang dirundung kesedihan. Ya, beberapa memang terlihat sama saja dengan film remaja lainnya, namun Chbosky menghadirkan sebuah formula yang bekerja dengan sangat baik, tidak banyak dialog yang tidak penting, singkat namun berhasil menjadikan karakter dalam cerita semakin terasa real, tanpa harus tampil berlebihan.


Ya, saya sangat suka karakter yang dimiliki film ini (termasuk Mary Elizabeth (Mae Whitman), karakter pendukung yang dimanfaatkan dengan baik oleh Chbosky). Mereka berhasil membentuk sebuah tim yang sangat kuat. Dengan setiap dialog yang mereka punya, mereka mampu menyampaikan emosi yang mereka rasakan. Ah, sangat indah. Anda akan ikut merasakan ketika mereka jatuh cinta, sakitnya menyaksikan orang yang anda cintai bermesraan dengan orang lain, hingga ketika anda dibuang begitu saja oleh orang yang anda kasihi. Dan yang paling menarik adalah mereka sukses menjadikan saya merindukan masa-masa high school, bersenang-senang tanpa beban yang begitu berat.

The Perks of Being a Wallflower adalah salah satu film yang paling mengejutkan tahun ini, dan Stephen Chbosky adalah salah satu pendatang baru yang mampu membuat anda menaruh perhatian lebih kepadanya. Ya, memang secara teknis film ini tidak begitu special, tapi Chbosky pintar menutupi hal tersebut melalui screenplay dengan membentuk banyak momen-momen unforgettable dibalut soundtrack yang fantastis. Dimulai dari cara Charlie ketika memasuki lantai dansa, ciuman pertama Charlie, saat Charlie melihat jam untuk menghitung sisa waktunya bersama Sam, hingga ketika Sam berdiri bebas di sebuah mobil bak terbuka milik Patrick yang sedang melaju didalam terowongan dimalam hari. Chbosky juga ingin agar anda tidak begitu pusing dengan konflik pendukung yang ia berikan, hadir sejenak dan berhasil menyampaikan pesan kecilnya, kemudian hilang begitu saja, sehingga fokus utama cerita tetap menjadi daya tarik utama.

Seperti yang saya sebutkan tadi, cast yang dimiliki oleh The Perks of Being a Wallflower berhasil memberikan performa efektif, salah satu yang terbaik tahun ini. Logan Lerman berhasil mengubah penilaian saya, dan mungkin banyak orang pada dirinya melalui penampilan yang manis. Dia sangat sukses ketika membentuk suasana cemas, dan juga suasana romantis. Ya, ia lebih cocok dengan karakter tenang seperti Charlie, ketimbang menjadi manusia super. Emma Watson, berhasil menjadikan saya tidak merasakan kehadiran Hermione didalam dirinya, tidak seperti penampilannya di My Week with Marylin. Watson sukses membentuk Sam sebagai karakter yang layak menjadi sasaran tembak bagi semua pria, nakal namun manis, loveable, dengan permainan emosi yang sangat efektif. Just prepare yourself, karena jika Watson terus berada di jalur seperti ini bukan tidak mungkin beberapa tahun kedepan anda tidak lagi mengenal Watson sebagai seorang penyihir cilik yang pintar dan manis, namun sebagai femme fatale yang seksi dan menawan, pujaan banyak pria. Dan untuk Ezra Miller cukup empat kata, scene-stealer yang fantastis.


Overall, The Perks of Being a Wallflower adalah film yang sangat memuaskan. Sebuah kisah cinta dan persahabatan yang memiliki semua elemen kehidupan, mampu membuat anda bergembira dengan jiwa-jiwa bebas khas high school, dan membuat anda merasakan sakitnya cinta dan memori masa lalu yang terus menghantui. Dengan banyak momen lucu dan sedih, film ini berjalan lembut dan cepat dari menit awal, berhasil sedikit menipu dengan misteri dari karakternya. Memang ada sebuah konflik mengejutkan diakhir cerita, sedikit keluar dari jalur, namun tetap berhasil menciptakan sebuah klimaks. Dengan dialog-dialog khas remaja, The Perks of Being a Wallflower sukses sebagai salah satu film yang memiliki permainan emosional terbaik di tahun ini. Ya, selalu ada tempat spesial untuk film dengan permainan emosi yang menawan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

soon: Mockingjay


Mockingjay

MockingjayKatniss gegar otak, dan dirawat di distrik 13. Selama masa pemulihan, sebuah tim telah terbentuk. Tujuan utamanya adalah menjalankan pemberontakan, dengan menginformasikan kepada distrik lain bahwa Katniss masih hidup. Katniss yang awalnya ragu untuk menjadi Mockingjay, akhirnya berubah pikiran. Akan tetapi dia mengajukan syarat, seperti dia dan Gale diizinkan untuk berburu, dibebaskannya Peeta, Johanna, dan Ennobaria dari tuntutan hukum jika kelak mereka selamat, dan satu yang mengejutkan, Presiden Snow harus mati ditangannya. Coin, presiden distrik 13 setuju pada syarat yang diajukan Katniss. 

Cara pertama yang mereka tempuh adalah dengan membuat Propo, semacam broadcast dalam bentuk video, untuk mengajak setiap distrik bersatu melawan Capitol. Propo disebarkan ke tiap distrik melalui sistem penyiaran yang telah mereka ciptakan. Untuk mendapatkan feel yang nyata, maka diputuskan untuk melempar Katniss ke medan perang yang sebenarnya. 

Katniss, Gale, dan 4 anggota tim (dua kameramen) diterjunkan ke distrik delapan. Mereka datang di waktu yang tepat, karena setelah menjenguk korban di rumah sakit darurat, pesawat penjaga perdamaian datang untuk menjatuhkan bom. Momen ini tidak disia-siakan oleh tim. Mereka berhasil mengabadikan momen-momen perlawanan Katniss, ditutup dengan kalimat, "Jika kami terbakar, kau terbakar bersama kami". Yap, kalimat itu untuk presiden Snow. Meskipun pada kenyataannya Propo tidak sampai ke Capitol, tapi setidaknya Propo sampai ke distrik 2, distrik yang memilih bersekutu dengan Capitol. 


Keberhasilan ini membuat tim memutuskan untuk membuat semacam series yang berisi para korban dari Hunger Games, dengan tujuan mengajak tiap distrik untuk mengingat betapa kejamnya Capitol. Suatu ketika propo terbaru tayang, dan Katniss kebetulan sedang berada di rumah sakit bersama Finnick. Ya, Finnick, lelaki yang menjadi sekutu di Quarter Quell, yang sedang mengalami perawatan karena gegar otak. Setelah propo selesai, tiba-tiba muncul propo dari Capitol, yang berisi wawancara dgn peeta. Satu kalimat yang sukses membuat Katniss goyah adalah: "apakah kau benar-benar percaya pada orang yang bekerja bersamamu?". Peeta (terpaksa) menjadi senjata bagi Capitol.

Finnick & Katniss sepakat untuk merahasiakan kepada orang lain bahwa mereka melihat Propo tersebut. Dan anehnya, tidak ada satupun yang menyinggung masalah propo Peeta, sehingga membuat Katniss kecewa kepada Gale, orang yang selama ini selalu ia percaya. Keesokkan harinya, propo Peeta kembali muncul, dengan isi kontroversial, "Dan kau... Di Tiga Belas, tewas besok pagi." 

Peeta, orang yang telah dicap pemberontak oleh distrik 13, justru memberikan kode akan terjadi penyerangan. Evakuasi segera dilakukan, dan tidak lama kemudian serangan pertama datang. Tapi, posisi distrik 13 yang berada dibawah tanah, dengan elevasi tertinggi sejajar dengan permukaan tanah, menyebabkan serangan tersebut hanya menyebabkan sedikit goncangan. Misi penyelamatan dimulai, Peeta berhasil direbut kembali, termasuk Annie, kekasih Finnick. Tapi celakanya, otak Peeta telah dibajak oleh Capitol. Ini membuat Peeta sangat membenci Katniss, sehingga berupaya membunuh Katniss. 

Perlawanan hampir berakhir disemua distrik, kecuali distrik 2. Katniss pun meminta agar ia dikirim ke distrik 2. Disana, didekat gunung Nut, gunung yang telah diubah capitol menjadi markas militer, tim distrik 13 mendirikan camp. Mereka memutuskan untuk menjatuhkan bom diatas permukaan Nut, menyebabkan terjadi longsor sehingga para pekerja akan terjebak didalam. Tapi terowongan tidak mereka tutup, sehingga jalur kereta bisa digunakan untuk evakuasi. Ya, inilah yang sempat menjadi dilema tim distrik 13. Ada yang tidak terima jika semua harus tewas, karena belum tentu semua yang ada didalam Nut berada dipihak Capitol. Akibat bom tadi, tentara Capitol terpaksa mundur beberapa blok. Kabar baik datang. Setelah banyak cara tidak berhasil, akhirnya distrik 13 menunjukkan video Katniss yang sedang menyanyikan lagu Pohon Gantung kepada Peeta. Ia mengenali lagu itu, bukan karena Katniss, tetapi karena ayah Katniss. 

Kembali ke distrik 2. Haymitch meminta Katniss untuk memberikan pidato, memanfaatkan momentum yang ada. Katniss mencoba menghampiri seorang penambang yang kemudian menodongkan pistol kearahnya. Ia terjatuh, dan mengaku bukan budak Capitol. Ia meminta Katniss memberi alasan agar ia tidak menembak Katniss. Katniss mencoba mengingatkan, bahwa semua memiliki satu musuh, yaitu Capitol. "Mari! Bergabunglah bersama kami!" Ya, pidato ini disiarkan keseluruh Panem. Namun, Katniss tetap tertembak. 

Katniss dibawa kembali ke distrik 13. Distrik 2 berhasil direbut. Para pemberontak mengambil jeda untuk menyatukan diri. Kini Capitol sendirian. Distrik 13 memutuskan untuk membuat propo pernikahan Finnick dan Annie, sebagai hiburan. Pesta pun digelar. Mockingjay menari bahagia diiringi musik bersama adik tercintanya. Yak, itu semua untuk Snow. Berita baiknya, Peeta perlahan sembuh. Dalam kondisi yang kadang-kadang kumat, ia meminta untuk bertemu dengan Katniss, yang dipenuhi oleh distrik 13. Tapi, hasilnya berbeda. Setelah pertemuan Katniss berubah membenci Peeta. 

Anehnya, Katniss tidak diikutsertakan untuk peperangan ke Capitol. Tapi atas desakan Katniss, Coin memberikan waktu 3 minggu latihan kepada Katniss. Dan benar, fisik Katniss belum siap. Dia pun meminta proses percepatan penyembuhan ke rumah sakit. Setelah beberapa hari, Katniss dan Johanna, yang ikut latihan karena ingin turut serta dalam penyerangan, telah kembali ke kondisi normal mereka. Selama latihan, Cressida dan kru merekam kegiatan latihan Katniss dan Johanna. Begitu pula Gale dan Finnick yang berada di kelas yang berbeda. Propo tetap berjalan. Ini menyebabkan Peeta harus ikut ambil bagian, untuk meyakinkan semua distrik bahwa dia berada dipihak pemberontak. Setelah menjalani tes akhir, Katniss berhasil bergabung dengan pasukan pemberontak. Ia berada di unit penembak jitu, tim 451, bersama Gale, Finnick, dan 5 orang lainnya. Tapi delapan dari mereka akan disatukan menjadi "pasukan bintang", boneka Plutarch untuk tayangan televisi, tidak berada digaris depan, dan sebisa mungkin tidak menjadi sasaran. 

Seluruh tim berangkat menuju satu daerah dekat Capitol,  yang dipisahkan jalanan kosong penuh jebakan. Tiap harinya pasukan bintang bertugas melakukan akting menyerang gedung, untuk kepentingan propo. Ini membuat Katniss berencana kabur dari tim, karena kurangnya peran nyata yang dia dapat. Suatu hari, salah satu pasukan tewas. Plutarch memutuskan untuk mengirim penggantinya, Peeta. Itu adalah keputusan presiden Coin, yang sejak awal tidak suka kepada Katniss, tetapi Peeta. Pemimpin baru akan dipilih dimasa depan, dan Coin yakin pengaruh Katniss sangat besar. Yang diinginkannya hanya satu, Katniss mati. Peeta terus berada dalam pengawasan tim 451. Padahal Peeta sendiri tidak tahu bahwa dia menjadi pion Coin untuk membunuh Katniss. Tim membantu Peeta untuk mengingat memori lama dalam kehidupannya, dengan permainan nyata dan tidak nyata. 

Propo yang dihasilkan tim 451 tidak memuaskan Plutarch dan Coin. Mereka menyusun rencana baru agar propo terlihat lebih nyata, masuk ke satu blok kosong. Sialnya, Boggs menginjak jebakan ranjau, menyebabkan ledakan bom yang melukai kakinya. Anehnya Peeta menyerang Katniss, namun berhasil diredam anggota tim. Boggs memutuskan untuk mengalihkan izin akses Holo-nya, semacam GPS untuk pemimpin tim, kepada Katniss. Capitol sadar, dan mengirimkan gelombang minyak. Mereka masuk kedalam satu gedung, dan memasukkan Peeta yang telah terborgol kedalam lemari, hingga pingsan. Perdebatan terjadi mengenai hak milik Holo. Jackson, orang nomor dua di tim, merasa dialah yang berhak mengendalikan holo. Namun Katniss ingat ucapan Boggs sesaat sebelum tewas: "Jangan percaya mereka. Jangan kembali. Bunuh Peeta. Lakukan yang menjadi alasanmu kemari." Pemimpin tim tetap Katniss, yang memutuskan menetap disalah satu apartemen kosong, beristirahat dan menyusun rencana masuk ke Capitol. 

Capitol bergerak cepat, menyiarkan propo yang berisi kematian tim 451. Tapi itu menjadi boomerang untuk mereka. Katniss dan 9 rekannya memutuskan bergerak malam itu juga, melalui terowongan bawah tanah. Mereka memanfaatkan jeda malam hari sebelum Capitol datang untuk mengambil jasad mereka. Singkat cerita, keesokkan paginya Capitol sadar mereka tertipu, dan segera memanfaatkan senjata terselubung mereka, Peeta. Yap, Peeta masih memiliki sedikit program yang ditanam Capitol. Dia menjawab panggilan dari tim pencari Capitol, para Mutt. Satu per satu anggota tim mati. Messalla, Jackson, Leeg satu, Homes, dan Finnick. Tersisa Pollux, Gale, Peeta, Cressida, dan Katniss. Mereka memutuskan naik ke permukaan, dan bersembunyi sementara disalah satu apartemen di Capitol. Voila, mereka telah berada di pusat Capitol. Rencana berikutnya adalah menyamar. Dengan pakaian dari pemilik apartemen yang tewas, penampilan mereka berubah dengan tampilan musim dingin. Setelah tadi Pollux menuntun di bawah tanah, kali ini Cressida yang bertugas menjadi penunjuk arah. 

Mereka menuju toko pakaian dan menemui Tigris, salah satu mantan pemenang hunger Games, berwajah aneh akibat operasi, yang menurut Plutarch dapat mereka percaya. Dia menyediakan sebuah ruangan rahasia. Disana seluruh tim beristirahat. Katniss mulai menyusun rencana baru, membawa Presiden Snow ke ruang publik. Memang, sejak pemberontakan Presiden Snow lebih sering berada di mansion. Ditambah dengan cerita Finnick disalah satu propo, sehingga masyarakat Capitol pun sudah tahu tentang kejahatannya. Ketika malam tiba, ketika semua tertidur, Gale dan Peeta berbincang kecil, yang ternyata didengar Katniss. Gale dan Peeta, dua pria yang mencintai Katniss, siap menerima siapapun yang akan dipilih Katniss kelak, jika mereka bertiga masih hidup. 

Pemberontak menyerang Capitol melalui 3 jalur. Setiap hari satu blok berhasil mereka kuasai. Ini menyebabkan banyak pengungsi memenuhi Capitol. Snow memerintahkan agar penduduk mau menerima pengungsi, bahkan ia bersedia menggunakan area mansionnya menjadi camp pengungsi. Rencana baru didapat, menyusup ke mansion Snow. Tim dipecah tiga, Pollux - Cressida penunjuk jalan, Gale - Katniss menjadi penyusup, dan Peeta yang bertugas membuat kekacauan sebagai pengalih perhatian. 
Ternyata pemberontak telah berhasil memasuki pusat kota. Kekacauan terjadi, akibatnya Gale tertangkap pasukan Capitol. Katniss terus menuju mansion. Didepan mansion, Snow membentuk perisai manusia, yaitu anak-anak. Ketika pemberontak menyerang, sebuah pesawat Capitol muncul, dan menjatuhkan parasut. Anak-anak tadi berlari mengejar parasut, yang ternyata berisi bom. Paramedis pemberontak datang menolong, namun salah satu dari mereka bernasib sial, ketika korban anak yang ditolong membawa parasut yang masih aktif. Paramedis itu Prim, adik tercinta Katniss. 

Katniss yang mencoba berlari meraih Prim terkena ledakan bom. Tubuhnya luka parah, mental terganggu. Peperangan berakhir, Panem dibawah kendali Coin, Snow divonis hukuman mati. Namun aksi Snow belum selesai. Dia mencoba meracuni pikiran Katniss dengan mengatakan pesawat pengebom itu dibawah kendali Coin. Ini ditambah dengan keberadaan Prim, gadis 14 tahun, yang tidak mungkin berada digaris depan tanpa seizin pemimpin pasukan, yaitu Coin. Hari eksekusi tiba. Sesuai janji, Katniss lah yang akan membunuh Snow. Semua bersiap ketika panah telah mengarah ke Snow, yang tersenyum ke Katniss. Senyuman itu berhasil. Panah berubah arah, Coin jatuh dari atas balkon, dan tewas. Kekacauan terjadi diatas panggung, Katniss segera diamankan. Ia dikurung disatu ruangan, selama berminggu-minggu, hingga akhirnya Haymitch datang. Katniss bebas dari jeratan hukum. Ia dipulangkan ke distrik 12. 

Pemilu juga telah dilakukan. Dan Paylor, komandan dari distrik 8 terpilih menjadi Presiden Panem. Plutarch terpilih menjadi menteri komunikasi, mengatur program televisi. Katniss dan Haymitch kembali ke desa pemenang. Ibunya mendirikan rumah sakit di distrik 4. Gale bekerja di distrik 2. Setelah beberapa bulan, Peeta menyusul Katniss. Mereka hidup bahagia, dengan dua anak. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Elysium


Movie Review: Elysium (2013)


Mempertahankan sesuatu selalu memerlukan upaya yang lebih besar dibandingkan ketika anda sedang berupaya meraihnya. Neill Blomkamp adalah sebuah hits yang sangat besar di tahun 2009, meraih nominasi Oscar lewat sebuah film sci-fi indie, memberikan magic pada film debutnya yang seharga $30 juta untuk meraih keuntungan tujuh kali lipat. Menjadikannya memperoleh banyak atensi, dilain sisiDistrict 9 ternyata juga memberikan beban bagi Blomkamp, hal utama yang sangat terlihat pada Elysium, sebuah sci-fi standard yang kurang dinamis.

Max Da Costa (Matt Damon), pria yang punya sejarah kelam, membuatnya selalu menjadi sasaran mencurigakan bagi robot penjaga di Los Angeles, yang telah kumuh pada tahun 2154. Max masih terus berjuang untuk memperoleh banyak uang untuk mewujudkan mimpinya kala kecil dahulu bersama Frey (Alice Braga), dapat menghuni Elysium, sebuah stasiun luar angkasa yang mengorbit di dekat bumi, tempat dimana tidak ada masalah, tanpa perang, tanpa kemiskinan, yang sakit dengan mudah disembuhkan. Celakanya Max hanya bekerja pekerja kelas bawah di perusahaan robot Armadyne, milikJohn Carlyle (William Fichtner).

Pekerjaan itu membawa masalah, yang memberi Max kesempatan singkat, dengan satu opsi terbaik, pergi menuju Elysium. Bersama Julio (Diego Luna) ia menemui seorang penyelundup yang mampu mengirimkan penumpang menggunakan pesawat menuju Elysium, Spider (Wagner Moura), dan bersedia memenuhi permintaan Spider. Celakanya, tanpa ia sadari Max justru harus terjebak dalam sebuah misi yang disusun oleh Jessica Delacourt (Jodie Foster), Menteri Pertahanan Elysium, yang dibalik keputusan anehnya terus memperkerjakan tentara bayaran bernama Kruger (Sharlto Copley) di bumi untuk mengeleminasi imigran illegal, ternyata punya sebuah rencana yang lebih besar.


Elysium sebenarnya dibuka dengan sangat baik, sebuah usaha penduduk bumi untuk menembus stasiun luar angkasa, berhasil menciptakan hitam dan putih, yang sayangnya justru menjadi bagian terbaik film ini, menurut saya. Selebihnya, Elysium terasa seperti pertunjukan visual, berisikan kawasan kumuh yang cantik, dan Elysium sendiri yang dikemas dalam wujud yang inovatif. Yang mengecewakan, sama halnya dengan banyak film dengan kualitas visual mumpuni, tampilan memikat itu adalah bagian lain sebagai upaya terselubung untuk menutup kelemahan cerita yang ia miliki, lubang mengganggu yang dimilikiElysium bahkan sejak konsep yang sudah mencerminkan sebuah rasa bingung.

Scriptnya menarik, namun tidak cerdik. Cerita terus bergerak semakin luas, punya keterikatan yang rapi antara satu dengan lainnya (walaupun kerap menampilkan hal bodoh), namun celakanya tidak dibangun dengan dinamis. Sangat sulit untuk menemukan serta merasakan sebuah dinamika cerita yang menarik dari Elysium, mayoritas didominasi pergerakan alur cerita yang cenderung datar dan hambar. Ia sering kali terlena dengan materi yang ia miliki, sehingga kurang jeli dalam penempatan tiap konflik untuk menjaga keseluruhan cerita agar tetap menarik, terlebih dengan flashback yang kerap tidak begitu penting, juga pemotongan cerita yang dalam sekejap ikut mematikan proses pendalaman konflik.

Elysium juga terlihat terlalu berhati-hati, dan kurang berani dengan tampak memilih untuk bermain aman, kurang inovatif dalam konteks cerita, dan cenderung lebih tampak sebagai District 9 dalam versi yang lebih besar. Idenya memang lebih besar, sebuah penggambaran distopia di awal abad 22, menggunakan tema isu sosial antara kaum atas dan kaum bawah, apartheid yang kali ini diganti dengan imigrasi ilegal,  serta intrik permainan politik serta sedikit sentilan manis lewat konflik kesehatan dalam balutan tampilan visual yang masih memikat. Sayang, tuntutan yang sepertinya begitu besar menjadikan Blomkamp seperti berupaya begitu kuat untuk menjadikan Elysium tampak megah, banyak materi untuk menjadi besar, namun harus berakhir pada cerita yang justru tampak berbelit-belit.


Blomkamp terlihat sangat ambisius dengan ide yang ia miliki, menyatukan beberapa konflik yang ia punya kedalam cerita yang luas, namun celakanya justru menciptakan overload karena arena bermain yang ia punya tidak mencukupi untuk menampung dengan baik semua ide tersebut. Ini menjadi boomerang bagi Neill Blomkamp karena ia justru menjadikan film ini tidak punya jalur cerita yang kuat, di isi dengan beberapa konflik yang sanggup meraih atensi skala kecil sama besar dengan pergerakan cepat, semakin jauh berjalan semakin tampak sesak seperti menanggung beban yang berat, dan hasilnya perlahan mulai terlihat lelah dan menunjukkan grafik menurun, termasuk motivasi karakter utama

Ada dua kesalahan utama yang diciptakan Blomkamp pada film ini. Pertama, tidak punya tokoh protagonis yang menarik, punya power untuk mampu menjadi pusat cerita. Ketimbang menjadi sosok heroik dalam upaya menghancurkan dinding pembatas yang dipisahkan galaksi, Max justru lebih terlihat sebagai sosok lemah yang dipenuhi dengan masalah dan memori kelam. Begitupula dengan Delacourt yang fungsinya sendiri tidak punya impact yang berkualitas pada cerita. Kedua, ia terlalu luas dalam membangun cerita, menciptakan banyak bagian yang tidak diolah dengan baik.

Sisi menarik yang juga cukup mengejutkan dari Elysium adalah bintang utama dari divisi aktor. Walaupun statusnya hanya pemeran pendukung, Sharlto Copley justru berhasil menyingkirkan Matt Damon, akting yang meyakinkan sebagai penjahat bayaran setiap kali ia muncul di layar. Matt Damon sendiri kurang mampu menghidupkan karakternya, motivasi yang hambar, dengan pergerakan yang kerap kurang meyakinkan. Jodie Foster juga menjadi sumber kekecewaan, porsi yang minim menjadikan bagian overdo yang ia miliki tidak berhasil tertutupi.

Elysium mungkin adalah tempat dimana Blomkamp  seperti ingin mencoba warna baru pada filmnya, namun dengan formula yang sama. Jika District 9 terlihat lebih intim, Elysium justru lebih tampak seperti sebuah dongeng, District 9 adalah sempit namun fokus, sedangkan Elysium adalah kebalikannya, luas namun kurang fokus. Jangan tanyakan hasilnya, karena anda seharusnya sudah tahu dari penjelasan diatas, karena yang lebih penting adalah film ini menjadi wake up alarm bagi Blomkamp bahwa dengan script dan visual yang menarik saja tidak cukup tanpa sebuah inovasi yang sama menariknya, dan menjadikan Elysium akan terasa kurang memuaskan jika menilik standar yang telah ia ciptakan sebelumnya.


Overall, Elysium adalah film yang cukup memuaskan. Sebagai tester dari Neill Blomkamp apakah cara yang pernah memberikan ia kesuksesan besar masih bekerja atau tidak, atau sebagai bukti bahwa kreatifitas yang ia miliki telah mencapai puncaknya empat tahun lalu dan sulit untuk berkembang lebih jauh, pertanyaan utamanya adalah apa yang anda harapkan, District 9 versi besar, atau sebuah kemasan baru dari Blomkamp yang lebih segar.  Jika anda murni hanya mencari kepuasan utama pada unsur sci-fi yang ia miliki, film ini jelas akan memikat. Namun sebagai sebuah paket utuh, gabungan sci-fi dengan action, thriller, dan juga drama, Elysium punya potensi untuk mengecewakan, slightly boring. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Great Movie 2011: The Immortal



The Immortals 
Immortal menceritakan sebuah kisah masyarakat Yunani pada 1000 tahun sebelum masehi. Pada zaman ini terjadi krisis kepercayaan pada dewa mereka yang ada atas langit sana. Krisis kepercayaan ini disebabkan mereka terkadang sia-sia berdoa dan memberi korban persembahan tetapi tidak ada jawaban kesembuhan dan lain sebagainya. Ditambah lagi muncul raja yang ingin menaklukkan dewa-dewa Yunani dengan mencari sebuah bujur yang di percaya dapat menaklukkan kekuatan dewa atau bisa juga membuka segel para Titan.
Di pesisir negri Yunani hidup pemuda biasa yang bernama Theseus, Theseus memiliki seorang ibu yang sangat ia sayangi. Di kabarkan bahwa akan tejadi penyerangan dari pasukan raja Hyperion, Hyperion adalah raja yang ingin menciptakan kerusuhan di muka bumi dan membebaskan para titan yang bisa mengalahkan dewa-dewa Yunani. Untuk dapat membuka segel Titan yang teletak di kuil negri Yunani dibutuhkan sebuah busur dewa dan busur itu yang di incar oleh raja Hyperion.

Hyperion dikenal sebagai raja yang kejam dan membantai rakyat Yunani, Dewa Zeus tidak tinggal diam melihat hal ini. Dia juga memberikan penglihatan pada gadis perawan yang dia tunjuk untuk melihat sebuah masa depan dan penglihatan tersebut diwariskan kepada Phaedra. Phaedra kemudian bertemu dengan Theseus disebuah tempat peristirahatan tawanan Hyperion. Kemudian dia melihat sebuah penglihatan bahwa Theseus akan memegang busur dewa tersebut. Kemudian mereka bersama melarikan diri dari tempat tersebut dan mencari makna dari penglihatan Phaedra. Disamping itu Zeus juga melarang dewa-dewa lain untuk membantu manusia dan bila melanggar maka hukuman mati bagi yang melanggar tersebut. Mereka para dewa dapat turun tangan jika Titan bebas dari segelnya saja.
Akankah Hyperion berhasil membebaskan para Titan, dan akankah Theseus dan Phaedra dapat menghentikan langkah-langkah jahat dari Hyperion. Film ini juga menjelaskan sejarah dari pahwalan Yunani Theseus, versi asli justru berbeda saat saya baca di wikipedia. Tetapi ketika kita melihat olimpus maka kita bisa melihat dewa-dewa yang keren disana. Seperti Poseidon (kerap dipanggil Neptunus kalo ingat Sponge Bob, Athena anak perempuan Zeus, dan lain sebaginya).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hunger Games 2 ( Catching Fire)


Sinopsis The Hunger Games Catching Fire Sinopsis The Hunger Games Catching FireJudul: Catching Fire
Penulis: Suzanne Collins

Penerjemah: Hetih Rusli
Penerbit: GPU
Tahun: 2010
Hlm: 424
ISBN: 9789792259810


The Synopsis

Kemenangan Katniss di Hunger Games membuat Presiden Snow geram karena menurutnya Katniss telahmenyulut api pemberontakan di beberapa distrik. Maka dari itu Presiden Snow mengancam Katniss untuk membuktikan bahwa ia dan Peeta saling mencintai dalam Tur Kemenangan—untuk meredakan semangat pemberontakan penduduk. Masalahnya, Peeta sedikit marah pada Katniss tepat saat mereka kembali ke distrik 12 setelah mereka memenangkan Hunger Games dan mereka saling menjauh. Dilain pihak, Katniss bingung dengan perasaannya terhadap Gale karena tampaknya Gale mulai menunjukkan ketertarikannya pada Katniss.

Sementara itu, Capitol memiliki agenda sendiri untuk Quartel Quell yang ketiga. Dalam upaya Presiden Snow membalas dendam, Katniss dan Peeta kembali bermain dalam Hunger Games. Mimpi buruk Katniss belum lagi hilang dan ia sudah harus mempertaruhkan hidupnya sekali lagi. Namun kali ini ia bertekad untuk melindungi Peeta karena ia berutang banyak pada anak lelaki itu. Sanggup kah Katniss membuktikannya pada Presiden Snow?


The Games

Quarter Quell merupakan versi Hunger Games yang dimuliakan untuk menyegarkan ingatan tentang mereka yang terbunuh akibat pemberontakan di distrik-distrik. Maka setiap dua puluh lima tahun sekali dirayakan Quarter Quell. Karena sifatnya yang istimewa, maka pesertanya di gandakan menjadi 48 peserta. Empat anak dari tiap distrik, masing-masing dua anak perempuan dan anak laki-laki. Namun, Presiden Snow yang ingin balas dendam terhadap Katniss dengan sengaja membuat Quarter Quell ini berbeda. Ia memutuskan untuk mengambil peserta dari para pemenang Hunger Games sebelumnya.


The Cute-mentary

The Hunger Games series yang terbit di Indonesia baru dua seri tapi susah sekali dicari. Oke, saya telat siheuforianya. Jadi mungkin memang sudah habis terbeli sementara penerbit belum sempat mencetaknya kembali. Saya keliling empat toko buku tanpa hasil dan stok di toko online langganan juga sedang kosong. Tapi alhamdulillah ya *terSyahrini* akhirnya dapat juga setelah berusaha sekali lagi. Mungkin penerbit akan mencetak ulang seri ini bersamaan dengan momen release filmnya ya supaya lebih heboh. Dan semoga buku ketiganya—yang sudah diundur berbulan-bulan—segera diterbitkan.

Setelah memukau saya dalam seri pertama, Catching Fire rupanya berhasil mematahkan stigma ‘sekuel selalu lebih buruk dari edisi pertama’. Kenyataannya, saya jauh lebih suka buku kedua The Hunger Games ini. Alurnya lebih cepat dan sangat seru. Karakternya lebih tereksplore dan mendalam. Permainannya pun jauh lebih variatif dan kreatif. Plotnya tersusun rapi. Saking rapinya, saya sampe ‘digantung’ karena novel ini berakhir di saat yang tidak tepat alias pas lagi seru-serunya. Macam sinetron yang disaat anak tiri mau dibunuh, eh, ceritanya bersambung..

Karakter Gale—Katniss’s second interest—disini masih porsinya sedikit walaupun secara prosentasi bisa dibilang dapat bagian lebih banyak dari buku sebelumnya. Menurut saya Gale lumayan berpotensi untuk menjadi karakter yang disukai apabila diberi lebih banyak kesempatan untuk ‘nampang’ karena pencitraan karakternya sudah lumayan kuat. Tapi tampaknya sejak awal Suzanne Collins memang lebih mendukungTeam Peeta jadi disini hubungan Katniss dan Peeta lebih asoy-geboy-sumpah-sweet-abis. Walaupun saya heboh begitu, sebenarnya Katniss sendiri masih belum meyakinkan perasaannya walau dia sudah membuat pilihan.

Banyak karakter baru muncul disini. Diantaranya adalah para Pemenang’ Hunger Games sebelumnya yang punya peran penting dalam keseluruhan cerita dan tampaknya plot Suzanne Collins untuk buku selanjutnya. Dan yang saya suka dari tokoh ciptaan Suzanne, tiap tokoh punya kesan dan pencitraan yang kuat. Tapi sekali lagi Suzanne masih berdarah dingin karena korban jiwa dalam buku ini sama sekali nggak berkurang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Percy Jackson 2: Sea of Monsters

Pengarang :Rick Riordan
Penerbit : Noura Books
Format : Softcover
Percy Jackson: Sea of Monsters, juga disebut Percy Jackson & the Olympians: Sea Of Monster, adalah sebuah film fantasi  yang akan segera tayang dan merupakan kelanjutan dari film Film Percy Jackson & the Olympians: The Lightning Thief  pada tahun 2010 yang lalu.
Setelah menghabiskan musim panas lalu berjuang mencegah meletusnya peperangan besar antar para dewa dengan mencari petir asali Dewa Zeus, Percy Jackson ternyata belum bisa menikmati ketenangan. Kali ini dia kewalahan menghadapi teman barunya, Tyson, anak tunawisma berbadan besar dengan tingkah seperti anak kecil yang selalu mengekor Percy ke mana pun dia pergi. Lalu tiba-tiba Annabeth datang membawa kabar buruk: Perkemahan Blasteran—satu-satunya tempat perlindungan bagi anak-anak setengah dewa—terancam dikuasai oleh para monster. Seolah-olah belum cukup, pesan mimpi juga datang pada Percy yang menyiratkan sahabatnya Grover tengah dalam bahaya.



Tak tanggung-tanggung, untuk menyelamatkan Perkemahan Blasteran dan menemukan sahabatnya, Grover, Percy harus mengarungi Lautan Monster, tempat mengerikan yang dihindari oleh pelaut waras mana pun. Dan dalam perjalanannya kali ini, ramalan yang disimpan rapat-rapat oleh Chiron dan para dewa dari Percy pun perlahan-lahan mulai terkuak.
 Film ini merupakan sebuah cerita film yang meneruskan petualangan Percy Jackson  (The Lightning Thief ) dan teman-temannya, karena mereka mencari bulu emas, untuk menyelamatkan perbatasan Camp magis Half-Blood itu dari musuh jahat. Film ini didasarkan pada buku The Sea of Monsters , dan di jadwalkan akan dirilis pada tanggal 16 Agustus 2013, dan akan dikonversi ke 3D dalam pasca-produksi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS