Film “5 cm” adalah sebuah film terbaru karya Rizal Mantovani yang
diadopsi dari sebuah novel best seller di tahun 2005 berjudul sama
dengan karya Donny Dhirgantoto. Film “5 cm” ini diproduksi oleh Soraya
Intercine dengan Sunil Soraya sebagai produser.
Film yang dibuat persis dengan novelnya ini mengangkat tema tentang
persahabatan, petualangan, filosofi kehidupan dan nasionalisme.
Mengisahkan jalinan persahabatan diantara 5 orang remaja; Genta (Fedi
Nuril), Arial (Denny Sumargo), Zafran (Herjunot Ali), Riani (Raline
Shah) dan Ian (Igor Saykoji) yang terikat dalam jalinan erat
persahabatan.
Semua berawal dari mimpi. Apa yang Anda lakukan ketika punya mimpi?
Keenam anak ini memilih menggantung mimpi 5 cm di depan mereka. Tidak
terlalu dekat, agar bisa terus dilihat, dan bisa dibawa kemanapun pergi.
Kalau sudah begitu, mereka percaya inilah yang diperlukan: kaki
untuk berjalan lebih jauh, tangan untuk berbuat lebih banyak, mata yang
menatap lebih lama, leher yang lebih sering melihat ke atas, lapisan
tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, hati yang bekerja lebih
keras, serta mulut yang selalu berdoa.
Genta yang memiliki sifat kepemimpinan naluriah, Zafran sang seniman
yang hobi membuat puisi, sedangkan Arial tampan dan atletis namun tak
berani mendekati serta didekati perempuan. Berbeda lagi dengan Ian yang
bertubuh tambun, memuja Happy Salma, pemburu video porno, dan
“kecanduan” makan mie instan. Sementara itu, Riani merupakan bidadari
yang sangat mengerti sahabat-sahabatnya, si cantik ini kerap menjadi
penengah, dan tak pernah alpa meminta kuah saat Ian menikmati mie
instan.
Suatu ketika mereka berlima merasa “jenuh” dengan persahabatan sudah
lama mereka bangun selama ini. Hingga pada suatu saat Genta ingin
membuat gebrakan. Menyadari zona yang terlalu nyaman, ia meminta para
sahabatnya tak berkomunikasi selama tiga bulan. Tujuannya cuma satu,
yakni menghidupkan kembali ikatan persahabatnya dan mengejar mimpi-mimpi
yang belum mereka gapai. Dan perpisahan itu menimbulkan rasa kerinduan
tak tertahankan di antara mereka.
Tiga bulan berlalu saling menahan rindu, Genta pun menyiapkan kejutan
yang ia janjikan akan menjadi pengalaman tak terlupakan seumur hidup
bagi ia dan empat sahabatnya. Genta mengirimkan pesan untuk berkumpul di
Stasiun Pasar Senen, pada 14 Agustus untuk merayakan pertemuan kembali
dengan petualangan yang seru, sebuah perjalanan penuh impian dan
tantangan, yaitu mendaki puncak tertinggi di Indonesia, Gunung Semeru.
Pada perjalanan kali ini akan terungkap seluruh kisah cinta dan konflik
di antara mereka berlima. Keharuan suasana persahabatan dan cinta
mewarnai alur cerita di dalam film “5 Cm” ini.
Kelima sahabat itu, ditambah Dinda yang merengek ikut, akan melakukan
perjalanan yang tak terlupakan sepanjang hidup. Setelah semalam
berkereta ekonomi Matarmaja ke Malang, mereka masih harus melanjutkan
dengan jeep terbuka ke Ranu Pane, pos pendakian pertama Gunung Semeru.
Keenam anak itu akan mendaki Mahameru, tanah di atas samudera awan,
puncak tertinggi di Pulau Jawa. Targetnya, melaksanakan upacara 17
Agustus di sana. Awalnya memang ada keraguan, terutama Ian yang secara
fisik sangat tak sesuai dengan para pendaki gunung.
Namun melihat keindahan Semeru yang terbentang di depan mata, mereka pun
bertekad: menggantungkan mimpi menaklukkan gunung berapi aktif itu, 5
cm di hadapan mereka, dan terus bergerak meraihnya.
Maka dimulailah petualangan yang tidak mudah. Meski berjalan berjam-jam,
kaki lecet, dan kehausan, mereka menikmatinya. Ranu Pane, Tanjakan
Cinta, Kalimati, Ranu Kumbolo, sampai Arcopodo, perlahan mereka lewati.
Apalagi, pendakian Mahameru bukan hanya perjalanan fisik, melainkan
perjalanan hati. Begitu banyak hal yang mereka dapat dari perjalanan
itu, terutama soal persahabatan dan mimpi.
Perjalanan selama tiga hari ke puncak tertinggi di Pulau Jawa itu pun
membuka cerita yang tersimpan di diri lima anak muda ini. Tentang
impian-impian yang mereka miliki, cita-cita yang mereka ingin capai,
termasuk juga cinta. Sebuah perjalanan penuh perjuangan yang membuat
mereka semakin mencintai Indonesia.
Pendakian itu merupakan simbol untuk melambangkan perjuangan menggapai
mimpi. Semangat pantang menyerah membalut letih mereka. Maka, tepat pada
tanggal 17 Agustus di puncak tertinggi Jawa, 5 sahabat; 2 cinta; sebuah
mimpi mampu mengubah segalanya. Mereka akhirnya dapat menginjakkan kaki
di atas bumi namun dekat dengan langit dan Sang Pencipta. Petualangan
yang sangat membekas dan dapat menjadi pijakan bagi keenam sahabat untuk
terus berjuang. Yaitu perjuangan atas impian, perjalanan hati yang
merubah hidup mereka untuk selamanya.
Gantungkan impianmu 5cm di depan keningmu
06.05 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar